Kamis, 16 Desember 2010

Kapal Titanic tenggelam BUKAN karena GUNUNG ES!!!!

Kapal Titanic tenggelam BUKAN karena GUNUNG ES!!!!

halo semua na.... nih, mo share doang, ane sih liad dari buku tapi memang ada bukti nya.....
langsung aja dah .....:

**PERHATIAN**
Semua yang ditulis disini hanyalah Konspirasi dan Teori yang di bicarakan oleh ahli2 teori, jangan menganggap bahwa teori dibawah ini sudah pasti benar, namun kepastian nya baru 40%-75% saja.



masih inget kapal Titanic yg tenggelem th 1912???


nah inget smua kan??

Menurut ahli2 teori, mereka memperdebatkan masalah ini, dan hasil yg memperoleh paling banyak voting adalah teori seorang dosen di universitas swasta di Inggris.

mereka memperkirakan, bahwa titanic tenggelam karena ditembak oleh torpedo oleh orang2 Jerman, dengan memakai U-boat, maka mereka susah terlihat, karena U-boat bisa menyelam.

U-Boat


nah, mengapa Jerman menenggalam kan Titanic???

jawabanya : karena Jerman mempunyai dendam tersendiri dengan orang2 disana, dan mereka tidak suka denagn kesombongan dari pembuat kapal titanic yang mengatakan bahwa kapan itu tdk bisa tenggelam denagn bertabrakan dengan gunung es.



Sekian dan makasih kalo berkenan mohon diberi rate nya *****
budayakan komen dan rate....

Pesawat Tempur Siluman Paling Canggih di Dunia

Pesawat Tempur Siluman Paling Canggih di Dunia



F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005.

Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.

Sejarah
Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet.

Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman.

Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.

Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan. Pada April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi 438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat. Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35 Lightning II akan memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan harga satuan yang lebih murah.

Produksinya



F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.

Persenjataan F-22



F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Peluncuran rudal ini didahului oleh membukanya katup persenjataan lalu rudal didorong kebawah oleh sistem hidrolik. Pesawat ini juga bisa membawa bom, misalnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya.

Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sekitar lima detik. Meskipun begitu, F-22 dapat menggunakan meriam ini ketika bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan ketika rudal sudah habis.

Kemampuan Siluman dari F-22


Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detil lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi.F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".

Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah karena tidak tahan cuaca buruk. Dan tidak seperti pesawat pengebom siluman B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa. Selain itu, F-22 juga memiliki sistem yang bernama "Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan perawatan.

Pemakaian afterburner juga membuat emisi pesawat lebih mudah ditangkap oleh radar, ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat F-22 difokuskan untuk bisa memiliki kemampuan supercruise.

lo negara kita dilengkapi gini'an gan pasti menang...

Rabu, 01 Desember 2010

roh saya bisa kluar

roh saya bisa kluar,no hoax praktekin sendiri

ternyata roh saya keluar dari tubuh saya tanpa saya sadari < percaya ato ndak percaya memank kejadian itu benar" bisa kita lakukan .

kita bisa melakukannya asal menurud cara di bawah ini < pdhl saya sendiri tidak sengaja lol!


Mulai dari pertanyaan saya : Apa itu ASTRAL PROJECTION ??

pasti anda" bertanya apakah ASTRAL PROJECTION ??

Mari saya jelaskan dengan details :

Astral project adalah proses dimana Astral body(Vragel) lepas dari raga kita dan kita sepenuhnya sadar akan hal itu. Kita akan bisa melihat jalan raya dengan Vragel kita. Vragel tidak mempunyai batasan-batsan seperti tubuh fisik kita. Vragel bisa menembus benda, dan saat Projecting. Kita melihat menggunakan Third eye (Namun dalam beberapa penelitian. Kita menggunakan mata yang lebih hebat dari mata ketiga. Yang disebut Compass Eye, yang bisa melihat dengan sudut atau FOV 360 derajat. Kita juga bisa membuka pintu ke dimensi lain, terdapat tujuh dimensi dalam kehidupan ini. Yang saya temukan dalam bentuk inggris, dan avaganian-nya.
Beberapa missconception Major yang terdapat pada Astral.



-ROH lah yang keluar.
{+}Tentu saja tidak. Seperti yang saya sebutkan tadi. Bahwa Vragel kitalah yang keluar dan menjelajah dalam bentuk tubuh lain.

-TIDAK akan bisa kembali ?
{+}Tentu saja bisa, Vragel bukan roh. Kalau vragel tersesat, bayangkan tubuh anda. Maka anda akan segera kembali ke tubuh anda.


Itulah arti dari ASTRAL PROJECTION ,



Plane/Dimensi/Dunia



1. First Plane (Physical, En., Phospora, Av.)
tidak perlu dijelaskan. Ini tempat kita berada sekarang. Tempat di mana saya menulis semua ini.

1.1. Hall ( Etheric, En., Carals, Av.)
Ini adalah tempat pertama saat kita keluar. Merupakan gerbang dan menuju dimensi lain. Tapi saya lebih suka menyebutnya lorong. Karena di saat ini, beberapa makhluk dimensi lain juga terlihat.

2. Second Plane (Astral, En., Vrag, Av.)
Tempat ini adalah favorit dari semua makhluk. Semua impian, harapan, dan maksud, menjadi kenyataan. Semua yang ada disini adalah ciptaan kalian. Namun bukan tidak mungkin makhluk lain juga ada disini. Waktu disini sangat rusak, satu jam disini bisa saja hanya 1 menit di dunia nyata, A.K.A Phospora.

3. Third Plane (Mental, En., Theere, Av.)
Yang ini lebih rusak lagi waktunya. Bisa diraskan sendiri. Kalau di Vrag rasanya seperti itu. Bagaimana kalau di Theere ?.
Hampir tidak ada bedanya denga astral. Namun disini yang menjdai kenyataan adalah rekaan (Thoughts, En., Firsal, Av.). Akan sangat menyenagnkan sekali memikirkan BB 17= Disini.

4. Fourth Plane (Buddhic, En., Cresteal, Av.)
Tempat di mana kedamaian dan cinta bersemi. Karena adanya dua hal tersebut. Manusia yang telah mencapai dimensi ini tidak ingin kembali.

5. Fifth Plane (Spiritual, En. Sono, Av.)
belum adanya manusia yang kesini. Sehingga membuktikan disini adalah tempat yang sangat mengerikan/Indah (?). tidak ada rincian yang pasti akan tempat ini.

6. Sixth Plane (Monadic, En., Clustian, Av.)
Di tempat ini SEMUA ADALAH BAGIAN DARI SEMUA.(Time And Space storyline, En., Clust Te Ross Sevres, Av.)
dikatakan bahwa paradox yang sangat besar dijadikan satu.

7. Seventh Plane (Adi, En., Alcyne, Av.)
Dimensi ini diluar batas kemampuan saya untuk menjelaskan. Mungkin ini adalah dimensi tertinggi.




Ini dia persiapan yang kita butuhkan untuk melakukannya < baca dengan teliti ya lol!


Bulatkan tekad mu, hilangkan rasa takut akan yang akan terjadi nanti. Tidak ada yang cukup berbahaya untukmu. Semua adalah hal yang mudah. Tidak ada yang perlu ditakuti kecuali rasa takut itu sendiri.
Jangan terlalu cepat mengharapkan akan segera bisa. Semua perlu proses. Seperti halnya kita belajar . sedikit demi sedikit akan menjadi bukit lol!



Technique Of Projecting



teknik ini adalah teknik yang sudah sangat lama digunakan. Namun tingkat keberhasilan bagi pemula adalah60 %. Jadi tidak heran kalau banyak orang luar menggunakan teknik ini.















kuti saja perintah yang ada pada gambar.
Lalu bayangkan tubuh anda menjadi dua, atau bayangkan sebuah titik lingkaran besar 10 meter dari anda. Rasakan titik itu adalah Vragel anda. Rasakan terus maka anda akan mencapai tahap V. (dibawah penjelasanya.). Setelah itu, anda raskan getaran itu. Perlahan-lahan bayangkan anda mulai naik, keatas, melayang, rasakan massa 0, gravitasi -1. maka sesudah anda merasa bahwa anda sudah tidak berada pada tempat semula. Atau anda merasa anda sudah ada diluar tubuh fisik anda. Bayangkan mata anda membuka. Dan lihatlah keajaiban.

Traditional technique:


Berbaring, tutup mata anda. Rasakan semua masalah, resah, dan ketakutan akan hari esok (pribadi sih, takut ama ujian besok di sekolah. Mungkin bagi yang udah kerja takut ama disuruh-suruh bosnya).
Buang semua masalah anda. Sudahalah tidak ada lagi yang perlu anda khawatirkan.

Buang semua masalah yang ada. Rilekskan otot anda dengan visualisasi( semuanya gan, baik jari atau yang lainya). Rasakan di setiap otot tidak ada masalah. Tenang tutup mata anda, bayangkan anda di tempat kesukaan anda. Tempat yang membuat anda nyaman. Bernafaslah dengan teratur, bayangkan di setiap hembusan nafas anda. Yang namanya masalah itu keluar, energy negative buang saja. Paskan posisi tubuh anda lagi kalau belum pas dan membuat anda tidak nyaman.

Lalu setelah anda merasa siap dan sudah pada posisi yang nyaman. Niatkan untuk melakukan Projecting. Tarik nafas. Hitung satu sampai seratus.

Dari Hati aja Gan.:“saya akan berhitung dari satu sampai seratus. Apabila saya telah mencapai angka seratus, maka saya akan berada pada tahap Getar (Vibrational, En., Suber, Av.).
Satu..saya merasa sangat nyaman..,Dua..saya semakin rileks..,Tiga semakin lelap dalam Projecting..,Empat..semakin tenang.., Lima..Saya akan merasa lebih tenang setiap hitungan seterusnya..,Enam..,Tujuh..,..............(sampai seratus)”

Apabila anda sudah menghitung sampai seratus namun belum mencapai tahap suber. Tenang saja dan bayangkan adnda sedang mendengarkan lagu kesukaan anda. Dengan jelas bayangkan hingga seperti benar-benar terdengar di telinga anda.

Lalu anda akan merasa seperti tindihan dan mencapai tahap suber. Lalu bayangkan anda menjadi dua, keluarlah dengan cara yang kalian bisa. Dengan teknik avaganian atau dengan teknik anda sendiri. (teknik milik anda sendiri lebih hebat daripada teknik orang lain).

Selamat anda telah berhasil keluar..!!
belajarlah untuk menggunakan Compass Eye. Karena sangat sulit menggunakanya. Tidak tahu apakah compass eye ini berlaku untuk semua orang. Namun apabila anda hanya memiliki third eye. Cukuplah, jangan meminta lebih.


Exercise 1, Flying.

Pergilah ke jalan raya, lihatlah bahwa semua berbeda dengan yang mata fisik anda lihat. Biasakan untuk melihat hal yang tidak diinginkan. Misal saja aura, chakra, orang tubuh. Namun apabila compass eye ini sudah benar anada kuasai. Matikan saja kemampuan itu kalau anda hanya ingin jalan-jalan.
Belajarlah terbang, anda tidak berjalan sekarang. Manusia biasa tidak bisa melihat anda.

Exercise 2, Suiting.

Anda tahu ? Kalau anda bisa menjadi apa saja dalam bentuk Vragel anda. Bayangkan wajah anda menjadi ini, lalu berpakaian seperti ini, dan bergaya seperti ini. Namun tidak akan bisa kalian menipu orang lain yang sedang Astral juga. Karena dari auranya saja terlihat anda bukan presiden. Anda hanyalah orang yang suka melihat BB+17. eace...

Exercise 3, Teleport.

Pernah melihat jumper.? Dengan membayangkan suatu tempat anda akan langsung terbawa ke tempat itu. IYA..!!Lakukan saja seperti di film tersebut. Bayangkan suatu tempat. Dan Cling, Anda sudah ada disana.

Exercise 4, reading thought.

Konsentrasi tinggi, bayangkan fikiran target anda juga fikiran anda. Dan dengarlah baik-baik fikiran anda (yang sudah Menjadi sau dengan fikiran target).

Exercise 5, Creating Gate to other Realm.

Ingin pergi ke dimensi lain ?. Bayangkan saja ada sebuah pintu atau kaca. Dan percayalah bahwa pintu itu menuju ke dimensi lain yang anda bisa.

Selamad mencoba > Moga" kita bisa ketemu di kemudia hari ya gan
klo bagus minta nya ia

Kamis, 25 November 2010

information of universe

2010

Symbiotic Variable Star On the Verge of an Eruption?


Symbiotic variables are binary pairs in orbit around each other inside a common envelope. Credit: NASA
November 23rd, astronomers from the Asiago Novae and Symbiotic Stars collaboration announced recent changes in the symbiotic variable star, AX Persei, could indicate the onset of a rare eruption of this system. The last major eruption took place between 1988 and1992. In the (northern hemisphere) spring of 2009, AX Per underwent a short outburst that was the first time since 1992 this star had experienced a bright phase. Now AX Per is on the rise again. This has tempted astronomers to speculate that another major eruption could be in the making. 
Symbiotic variable stars are binary systems whose members are a hot compact white dwarf in a wide orbit around a cool giant star. The orbital periods of symbiotic variables are between 100 and 2000 days. Unlike dwarf novae, compact binaries whose periods are measured in hours, where mass is transferred directly via an accretion disk around the white dwarf, siphoned directly from the surface of the secondary, in symbiotic variables the pair orbit each other far enough away that the mass exchanged between them comes from the strong stellar wind blowing off the red giant. Both stars reside within a shared cloud of gas and dust called a common envelope.
When astronomers look at the spectra of these systems they see a very complex picture. They see the spectra of a hot compact object superimposed on the spectra of a cool giant star tangled up with the spectrum of the common envelope. The term “symbiotic” was coined in 1941 to describe stars with this combined spectrum.
Typically, these systems will remain quiescent or undergo slow, irregular changes in brightness for years at a time. Only occasionally do they undergo large outbursts of several magnitudes. These outbursts are believed to be caused either by abrupt changes in the accretion flow of gas onto the primary, or by the onset of thermonuclear burning of the material piled up on the surface of the white dwarf. Whatever the cause, these major eruptions are rare and unpredictable.

The AAVSO light curve of AX Persei from 1970 to November 2010. In the middle is the eruption of 1988-1992. The precursor outburst is the sudden narrow brightening left of the larger eruption. To the right of the light curve you can see the 2009 brightening event. Is this a precursor to a coming major eruption? Credit: AAVSO
AX Per underwent a short-duration flare about one year before the onset of the major 1988-1992 outburst. Now astronomers are tempted to speculate. Could the 2009 short outburst be a similar precursor type event? The present rise in brightness by AX Per might be the onset of a major outburst event similar to that in 1988-1992. The watch begins now, and professional and amateur variable star observers will be keeping a close eye on AX Per in the coming months.
Ranging from 8.5 to 13th magnitude, AX Persei is visible to anyone with an 8-inch telescope, and if it erupts to maximum it will be visible in binoculars. You can monitor this interesting star and report your observations to the American Association of Variable Star Observers (AAVSO). Charts with comparison stars of known brightness can be plotted and printed using the AAVSO’s Variable Star Chart Plotter, VSP.
\

2010

T-Dwarf Stars Finally Reveal Their Mysterious Secrets


Artists impression of a binary star system (courtesy NASA)
Astronomers have recently discovered an exotic star system which has shed some light on the mass and age of one of the systems rare stellar components. Using data from World’s largest optical telescope, the Very Large Telescope (VLT) in Chile, the team has had a new insight into the properties of the unusual T-dwarf stars. Its believed there are around 200 of these stars in our Galaxy but this is the first one to be discovered as part of a binary star system which has given astronomers an extra special insight into their properties.
The system, that has been dubbed the ‘Rosetta Stone’ for T-dwarf stars, was studied by a team led by Dr Avril Day-Jones of the Universidad de Chile and included Dr David Pinfield of the University of Hertfordshire and other astronomers from the University of Montreal. They first identified the dwarf star, which has a temperature of around 1000 degrees compared to our Sun at 5500 degrees, in the UKIRT Infra-red Deep Sky Survey while searching for the coolest objects in the Galaxy. They found to their surprise, that the T-dwarf star was joined by a companion blue star, later revealed to be a cool white dwarf. The pair have now been given the ‘memorable‘ name of 1459+0857 A and B.
The binary system is the first of its type to be discovered as, whilst both types of stars have been identified individually, they have never been found gravitationally bound to one another. The two stars are about 0.25 light years apart (compared to our nearest star at just over 4 light years away) but despite the distance and the weak gravitational interaction between the stars, they remain in orbit and will do so until the two stars slowly fizzle out to a dark and cool death.
The T-dwarf stars are an exotic breed which lie on the border between a star and a planet, much like our own Solar System giant, the planet Jupiter. They are not massive enough for nuclear reactions to take place in the core so from their birth, they simply cool and fade. The presence of methane too is a pointer to their cool nature as it gets destroyed at higher temperatures and so is not found in fully fledged stars. The companion star, the white dwarf, is a star at the end of its life. When average stars like the Sun die, their outer layers will blow off into space, leaving behind a planetary nebula and a cooling, dying stellar core. With the new binary system, the white dwarf star lost a significant amount of matter and so its gravitational pull weakened, slowly increasing the distance between the two companions. The planetary nebula has long since dissipated and from looking at the white dwarf, we can tell that this weak, fragile system has existed for several billions of year.
The discovery of this binary system has allowed the team to test the physics of cool stellar atmospheres that exist on these strange, failed stars and to measure its mass and age, providing an opportunity for astronomers to study other low mass objects. “The discovery is an important stepping stone to improve astronomers ability to measure the properities of low-mass star like objects (brown dwarfs). ” Dr Pinfield told Universe Today. “Only be accurately measuring these properties will we be able to understand how these objects form and evolve over time. Brown dwarfs are just as numerous as stars in the Milky Way, but their nature is not yet well understood. As such, this new discovery is helping astronomers interpret an important but mysterious population of objects that are quite common in our Galactic backyard.”

2010

Upcoming Flybys Could Provide Clues to Interior of Enceladus


At least four distinct plumes of water ice spew out from the south polar region of Saturn's moon Enceladus. Credit: NASA/JPL/Space Science Institute
What is going on inside Saturn’s moon Enceladus and what powers the icy geysers and jets? A pair of upcoming flybys by the Cassini spacecraft could help answer those questions. Radio instruments on board will measure the gravity field of Enceladus and focus particularly on the very intriguing south polar hot spot.
Of course, the success of these flybys hinges on the Cassini mission controllers being able to wake up the dormant spacecraft which has been in safe mode since November 2. Teams will attempt to get Cassini up and running again tomorrow, November 24, and they don’t anticipate any problems.

Cassini went into the protective standby mode and the likely cause of the problem was a faulty program code line, or a flipped bit in the spacecraft’s command and data system computer.
The upcoming flybys of Enceladus will put Cassini very close – about 48 kilometers (30 miles) above the surface. The first will take place on November 30. Pairing this flyby with one on April 28, should provide scientists enough information to determine the nature of the interior right under the hot spot. The next flyby on December 21, Cassini will make 50-kilometer pass over the north pole of Enceladus. The fields and particles instruments will be trying to “sniff” anything coming from the moon.
There will be two three-hour “wing” observations before and after closest-approach (from five to eight hours from closest approach on either side), and then three more hours centered directly around closest approach. The Cassini team is throwing almost the entire gamut of instruments into the flyby program, between radio science (RSS) observations, the imaging science system (ISS) and composite infrared spectrometer (CIRS) which will observe this moon on the inbound leg, and CIRS and the visible and infrared mapping spectrometer (VIMS) which will take data on the outbound leg, with other optical remote sensing and fields, particles and waves instruments also taking data.

2010

The Atmosphere of WASP-17b


One of the greatest potentials of transiting exoplanets is the ability to monitor the spectra and examine the composition of the planet‘s atmosphere. This has been done already for HD 18733b and HD 209458b. In a new article by a team of astronomers at Keele University in the UK, absorption spectroscopy has been applied to the unusual exoplanet WASP-17b, which is known to orbit retrograde.

Not only does the spectra tell astronomers the atmospheric composition, but can also give an understanding of the the composition, but can also be indicative of how the atmosphere absorbs the light from the star and how heat is transferred around the planet. Additionally, since the atmosphere will absorb differently at different wavelengths, this gives differences in the timing of the eclipse and can be used to probe the radius of the planet more tightly as well as potentially examining the layering of the atmosphere.
For their investigation, the team concentrated on the sodium doublet lines at 5889.95 and 5895.92 Å. Observations were taken by the Very Large Telescope in Chile to observe 8 transits of the planet in June of 2009. The planet itself has a short orbit of 3.74 days.
Applying these spectroscopic techniques to WASP-17b, the team discovered the presence of sodium in the atmosphere. Yet the absorption wasn’t as strong as expected based on models using formation mechanisms from a nebula with solar composition and forming a planet with a cloudless atmosphere. Instead, the team describes 17b’s atmosphere as “sodium-depleted” similar to HD 209458b.
An additional observation was that the depth of seeing dropped off when using certain filters with different bandwidths (ranges of allowed wavelengths). The team noted that at bandwidths greater than 3.0 Å, the amount of sodium absorption seen nearly disappeared. Since this property is related to how much atmosphere the light travels through, this allowed the team to speculate that this may be indicative of clouds in the upper layers of the atmosphere.
Lastly, the team speculated as to the reason on the lack of sodium in the atmosphere. They proposed that energy from the star ionizes sodium on the day side. The motion of the atmosphere carrying it to the night side would then allow it to condense and be removed from the atmosphere. Since giant exoplanets in such tight orbits would likely be tidally locked, the sodium would have little chance to return to the day side and be brought back into the atmosphere.
While the examination of extrasolar atmospheres is undoubtedly new and will certainly be revised as the number of explored atmospheres increases, these pioneering studies are among the first that can allow astronomers directly test predictions of planetary atmospheres which, until recently have been solely based on observations of our own solar system. More generally, this will allow us to develop a fuller understanding of how planets evolve.

Image of universe